Ketika ayat hijab turun, kaum Muslimin Madinah saling
memberitahukannya kepada yang lainnya. Suami membacakan ayat tersebut kepada
istri-istri dan anak-anaknya, kaum Muslimah saling menyampaikan kepada
sahabat-sahabatnya, dan seterusnya. Seketika itu juga, Muslimah yang
mendengarkan ayat hijab langsung mempraktikkannya tanpa banyak tanya. Mereka
menggunakan kain-kain yang ditemui untuk menutup auratnya.
Seperti itulah generasi
pertama kaum Muslimin dalam mengamalkan sebuah perintah. Dan, mereka siap
mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan kehormatan yang disimbolkan dalam kain
hijab itu. Hal inilah yang pernah terjadi di Kota Madinah sebagaimana direkam
dalam catatan sejarah keemasan Islam dan generasinya.
Adalah Bani Qainuqa dari
kalangan Yahudi. Di kota Madinah saat itu terdapatlah seorang Muslimah. Rapi
dan rapat hijab yang dikenakan. Ia pergi ke pasar untuk membeli emas. Oleh kaum
Yahudi ini, sang Muslimah diminta untuk menyingkap sedikit saja hijabnya agar
terlihat perhiasan tubuhnya. Dengan iman dan ketegasan, sang Muslimah menolak.
Oleh si penjual emas, salah
satu ujung pakaian Muslimah itu diikatkan ke pundaknya. Tak disadari, saat
Muslimah itu bangun auratnya pun tersingkap. Malu. Wajahnya memerah. Berhasil
memperalat Muslimah nan salehah itu, kaum Yahudi di sekitar itu pun tertawa.
Terbahak seraya meremehkan.
Dalam waktu yang bersamaan,
seorang Muslim melihat kejadian nan memalukan itu. Maka, dengan keberanian dan
kecemburuannya yang besar terhadap nilai-nilai Islam, si penjual emas yang
melakukan makar memalukan itu dibunuh.
Tak terima rekannya
dibunuh, kaum Yahudi pun melakukan pembalasan. Maka, syahidlah sang pahlawan
Muslim yang membela agama dan kehormatan Muslimah yang tersingkap auratnya itu.
Tak lama setelah itu,
kejadian ini sampai di pendengaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau
dan kaum Muslimin pun murka. Maka, sebagaimana dikisahkan oleh Dr. Thal’at
Muhammad ‘Afifi Salim dalam Diary Kehidupan Shahabiyah, “Kelompok
Yahudi ini pun diusir dari kota Madinah.”
Seperti itulah makna
kemuliaan kaum Muslimah. Kehormatan yang harus dijaga, pun jika taruhannya
nyawa yang hanya satu ini. Sebab, nyawa yang pasti mati itu akan lebih bermakna
jika dicabut dalam keadaan membela Islam dan kaum Muslimin.
Kepada Muslimah yang
tersingkap perhiasan tubuhnya itulah seharusnya kaum Muslimah generasi akhir
zaman ini belajar. Dan, kepada pahlawan Muslim yang telah pertaruhkan nyawanya
demi membela kehormatan sang Muslimah inilah seharusnya kaum Muslimin akhir zaman
ini mengambil ibrah. Di dalamnya, ada kebaikan yang sangat banyak nan melimpah.
Post a Comment