Syaikh
Wahid Abdussalam Bali hafizhahullah bercerita :
Seorang
perempuan yang kesurupan jin mendatangi saya (dengan mahram), saya pun
membacakan surat Al-Fatihah kepadanya. Kemudian jin yang menumpang didalam
tubuhnya mau hadir.
Saya
bertanya : “Siapa nama mu?”
Syaikh
: “Kalau begitu anda seorang Muslim?”
Jin
1 : “Iya.”
Syaikh
: “Adakah jin lain selain mu didalam tubuh ini?”
Jin
1 : “Iya, ada bersama saya seorang Jin Nasrani bernama Shubhi.”
Syaikh
: “Hadirkanlah dia kesini, saya ingin berbicara dengan nya.”
Maka
dia pun memanggil jin Nasrani, jin itupun datang.
Saya
bertanya : “Siapa nama mu?”
Jin
2 : “Shubhi.”
Syaikh
: “Apakah anda seorang Muslim?”
Jin
2 : “Tidak, saya Nasrani.”
Syaikh
: “Berapa umur mu?”
Jin
2 : “18 tahun.”
Syaikh
: “Apakah kamu bekerja sama dengan seorang tukang sihir?”
Jin
2 : “Iya, saya bekerja sama dengan seorang tukang sihir perempuan di kota
Dasuq.”
(Salah
satu kota di Provinsi Kafur Syaikh di Republik Arab Mesir)
Kemudian
saya menawarkan agama Islam kepadanya. Dia pun masuk Islam.
Saya (Syaikh Wahid)
bertanya : “Apakah ini dari lisan mu saja atau dari relung hatimu?”
Jin
2 : “(Saya masuk Islam), dari hati saya.”
Dia
terus menangis, hingga berkata : “Saya telah banyak menyakiti manusia.”
Saya
(Syaikh Wahid) berkata : “Semoga Allah mengampunimu. Bertaubatlah kepada-Nya
dengan taubat nashuha.”
Jin
2 : “Tetapi saya tidak tahu cara berwudhu dan shalat.”
Syaikh
: “Apakah anda mengenal satu dari jin Muslim?”
Jin
2 : “Tidak, saya hanya mengenal jin Nasrani dan gereja saja.”
Syaikh
: “Kamu boleh datang ke Masjid kami ini untuk melaksanakan shalat bersama kami.
Kamu dapat berkenalan dengan rekan – rekan mu yang beriman dan bisa mempelajari
ajaran Islam dari mereka.”
Maka
dia pun sangat antusias menerima saran dan ajakan kami ini. Secara perlahan
saya bertanya lagi kepadanya.
Saya
(Syaikh Wahid) bertanya : “Apakah anda akan tetap bekerja sama dengan perempuan
tukang sihir itu?”
Jin
2 : “Tidak, karena Islam mengharamkan sihir.”
Kemudian
dia membuat perjanjian kepada Allah. Dia pun keluar. Kita memohon kepada Allah,
semoga Allah menetapkan nya didalam agama Islam. Tidak lama kemudian (Jin 1)
Muhammad pun datang.
Saya
(Syaikh Wahid) berkata : “Apakah anda mendengarkan peristiwa yang baru
terjadi?”
Jin
1 : “Iya”
Syaikh
: “Bagaimana perasaan mu?”
Jin
1 : “Senang sekali karena dia masuk Islam.”
Kemudian
Jin Muhammad membuat perjanjian kepada Allah, dan dia pun keluar. Segala puji
hanya bagi Allah Subhanahu wa ta’ala.
[Ruqyah
hal 120-121, Syaikh Wahid bin Abdussalam Bali. Judul asli nya Wiqayatul Insan
minal Jinni was Syaithan]
Jika
jin saja mau belajar agama Islam, lalu bagaimana dengan manusia?
Post a Comment