Benarkah Iblis Pernah Bertaubat ?

Benarkah Iblis Pernah Bertaubat ?
Telah diriwayatkan bahwasanya Nabi Musa pada suatu hari bertemu dengan iblis. Iblis berkata kepadanya, "Wahai Musa Engkau adalah manusia yang Allah pilih untuk mendapatkan risalah-Nya, bahkan engkau adalah manusia yang diajaknya untuk berdiskusi dengan-Nya. 

Sedangkan aku adalah salah satu daripada makhluk Allah dan aku telah berdosa kepadanya. 

Maka dari itu aku ingin bertaubat. Hendaknya tolonglah aku supaya engkau sampaikan keinginanku tersebut supaya Allah menerima taubatku.

Dan tatkala Nabi Musa bermunajat kepada Allah di gunung Turisina serta berdiskusi dengan-Nya, ketika dia akan turun dari gunung tersebut, 

Maka Allah berkata kepadanya, "Laksanakan amanat yang telah diamanatkan kepada engkau!" (Nabi Musa telah lupa apa yang telah disampaikan oleh iblis kepadanya). 

Lalu Nabi Musa berkata kepada Allah, "Ya Allah Salah satu hambamu iblis dia ingin bertaubat kepada Mu."

Maka Allah berkata kepada Nabi Musa, "Wahai Musa... Telah aku kabulkan hajatmu Perintahkan dia untuk bersujud kepada kubur Adam, maka niscaya Aku akan memberikan taubat
kepadanya." 

Maka kemudian Nabi Musa bertemu dengan iblis dan Nabi Musa berkata kepadanya, "Telah dikabulkan hajatmu dengan syarat engkau sujud ke makam Nabi Adam".

Lalu iblis menjadi marah dan sombong karenanya seraya berkata, "Dalam keadaan Adam hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi dia sudah meninggal." 

Kemudian iblis itu berkata kepada Nabi Musa, "Wahai Musa... Karena engkau telah membantuku untuk mengusahakan taubatku kepada Allah, maka aku ingin memberitahukanmu dengan tiga hal dimana aku tidak dapat membinasakanmu dalam tiga hal tersebut jika engkau mengingatnya.

Yang pertama, ingatlah aku ketika engkau marah karena ruhku itu sebenarnya berada di dalam hatimu dan mataku berada di dalam matamu. Dan aku masuk kedalam dirimu melalui aliran darah. 

Ingatlah aku ketika engkau marah karena sesungguhnya ketika seorang manusia itu marah, aku akan tiup hidungnya sehingga dia tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.

Kedua, ingatlah aku ketika dalam peperangan karena aku akan datang kepada seorang manusia tatkala itu, sehingga aku membuatnya mengingat anak istrinya serta keluarganya. Dengan begitu aku berharap dia berpaling dari peperangan tersebut dan berdosa karenanya.

Ketiga, hati-hatilah engkau untuk duduk-duduk bersama perempuan yang tidak mahrom denganmu karena aku adalah perantaranya kepadamu dan perantaramu kepadanya, dengan begitu aku akan berusaha untuk memfitnah antara kalian berdua sampai kalian terjerumus ke dalam sebuah dosa.

Sumber : Terapi Hati ( Habib Segaf Baharun )

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan In-Feed (homepage)

" target="_blank">Responsive Advertisement