RESEPSI PERNIKAHAN


Oleh: Muslihah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اعوذ بالله من الشيطان الرجيم
وَاٰ خَرُوْنَ اعْتَرَفُوْا بِذُنُوْبِهِمْ خَلَطُوْا عَمَلًا صَا لِحًـا وَّاٰخَرَ سَيِّئًا ۗ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّتُوْبَ عَلَيْهِمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Dan (ada pula) orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampuradukkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. At-Taubah 9: Ayat 102)

Menikah adalah ibadah terlama. Ibadah yang dilakukan sepasang manusia selama mereka disatukan dalam lembaga pernikahan itu. Sayangnya tidak sedikit pernikahan yang diawali dengan tercampurnya upacara sakral itu dengan perilaku yang tidak syar'i. Apa itu? Banyak macamnya. Yang jelas segala sesuatu yang tidak pernah diajarkan Rasulullah ﷺ.

Resepsi pernikahan dengan gaya para tamu bisa berinteraksi antara lelaki dan perempuan itu tidak ada dalam ajaran Islam. Apalagi dengan membuka aurat, baik bagi pengantin maupun tamu undangan. Memajang sepasang pengantin di pelaminan, juga bukan ajaran Islam. Tetapi itulah yang terjadi dan sudah menjadi tradisi di negeri ini. Meski sudah tradisi, jika tidak sesuai syariat, tetap harus diakui bahwa itu tidak syar'i.

Lebih-lebih jika memakai adat tertentu di luar Islam yang memiliki filosofi tertentu. Adat Jawa misalnya. Ada prosesi menabur beras kuning, saling melempar, menginjak telor, mencuci kaki suami, dan lain-lain. Semua itu ada filosofi terkandung di dalamnya, yang tidak pernah diajarkan dalam Islam. Mengandung filosofi tertentu berarti ada akidah tertentu yang terselip di dalamnya. Apalagi jika ada keyakinan harus melakukan seperti itu, jika tidak akan berakibat begini dan begitu.

Maka seyogyanya kaum muslimin menghindari hal demikian. Sebab yang namanya pernikahan adalah ibadah. Tidak layak sebuah ibadah yang tata caranya sudah ditetapkan Allah ﷻ ditambah dengan hal-hal yang tidak pernah diajarkan Allah ﷻ melewati rasul-Nya. Jadi ingat salah satu sabda Rasul yang artinya,

"Segala sesuatu yang tidak berasal dariku adalah tertolak."

Inilah contoh mencampuradukkan perbuatan baik dengan perbuatan buruk. Menikah itu ibadah, merupakan perbuatan baik. Sementara di luar itu yang tidak pernah dicontohkan Rasulullah ﷺ bisa disebut perbuatan buruk. Apalagi jelas-jelas bertentangan dengan syariat. Misal dengan sengaja membuka aurat dan bertabarruj.

Dalam Islam menikah cukup dengan memenuhi rukunnya, yaitu :
  1. Mempelai
  2. Wali nikah
  3. Dua orang saksi
  4. Mahar
  5. Ijab kabul.

Dengan terpenuhinya lima hal itu maka pernikahan menjadi sah.

Bagaimana dengan walimah? Walimatul arusy memang salah satu ajaran Islam. Hal itu pernah dianjurkan oleh Rasul ﷺ kepada Abdurrahman bin Auf, orang terkaya di masa itu. Saat mendengar kabar baik pernikahan Abdurrahman bin Auf, Rasulullah ﷺ menganjurkan agar ia mengadakan walimatul arusy.

Bayangkan orang terkaya di masa Rasul, yang diminta mengadakan walimah. Itupun tidak harus menyembelih onta atau sapi, cukup menyembelih seekor kambing. Artinya jika keluarga mempelai tidak mampu melaksanakan walimatul arusy, tidak ada dosa jika tidak mengadakannya. Apalagi resepsi dengan riasan berlebihan yang dilihat oleh para undangan termasuk lelaki non makhram bagi sang pengantin. Hal yang tidak pernah ada di masa Rasulullah ﷺ dan para sahabat.

Jika tetap ingin mengadakan resepsi, sebaiknya memisahkan antara tamu lelaki dan wanita dengan pemisahan yang sempurna. Artinya dalam ruangan resepsi tidak ada kesempatan bertemu apalagi berinteraksi antara lelaki dan wanita. Jadi shahibul hajjah harus menyiapkan tempat yang berbeda antara tamu lelaki dan tamu wanita. Demikian pula dengan pelaminan lelaki dan wanita. Jadi masing-masing pengantin di pelaminan berbeda di ruangan berbeda.

Dengan demikian meski pengantin behias berlebihan tidak termasuk tabarruj. Sebab yang dimaksud tabarruj adalah berhias berlebihan di hadapan seorang lelaki non makhram.

Semoga Allah ﷻ mengampuni dosa-dosa yang mungkin tidak di ketahui, atau tidak kita sadari jika itu sebuah dosa. Semoga Allah ﷻ mengampuni dan memaafkan semua kesalahan, hingga saat kembal kehadirat-Nya penuh dengan ampunan. Aamiin.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan In-Feed (homepage)

" target="_blank">Responsive Advertisement