Oleh: Yati Azim
Dalam hidup akan kita temui ragam manusia. Apalagi saat ini kita hidup di tengah sistem kapitalisme yang menawarkan pola pikir dan sikap yang tak satu. Beragam ide yang muncul bisa saja membuat seseorang bingung dalam mengambil keputusan. Apalagi jika ia tak memiliki prinsip hidup. Maka bisa saja, di pagi hari ini beriman dan di sore hari ia kufur.
Hanya seseorang yang memahami hakikat hidup akan senantiasa bertawakal. Seberat apapun ujian hidup tak membuatnya terombang-ambing. Bahwa ada kebaikan yang akan diraih di balik segala ujian hidup. Pahala yang banyak. Level ketakwaannya pun akan naik.
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya. (QS. Fussilat Ayat 8)
Demikianlah buah keimanan. Membuat seseorang tidak berputus asa dari rahmat Allah ﷻ. Seberat apapun ujian hidup tak kemudian membuatnya menghalalkan segala cara. Ia paham mana yang halal itu baik baginya. Dan mana yang haram itu buruk baginya. Ada pahala maupun dosa yang mengiringinya jika ia salah dalam memilih.
Tentu saja, pahala hanya bisa dipahami oleh seseorang yang yakin atas petunjuk. Petunjuk yang membuatnya senantiasa tetap dalam jalan yang telah terpilih, yaitu jalan iman. Ia memilih tersebab ingin meraih kebaikan yang banyak, melimpah dan tidak terputus.
Sungguh berbeda dengan jalan manusia yang tak yakin apalagi tak percaya sebuah 'petunjuk'. Mereka bisa saja akan menertawakan bahkan mengolok-olok perbuatan manusia yang hanif. Seakan-akan yang tampak hanya keanehan demi keanehan. Ya, sebab mata dan hati mereka telah tertutup oleh kesombongan. Mereka tak peka atas apa yang membuat seseorang bisa berada dalam petunjuk.
Bersyukurlah jika kita termasuk manusia yang tetap berpegang teguh dengan tali agama Allah ﷻ. Inilah sebuah petunjuk yang tak semua manusia mendapatkannya. Orang yang mendapat petunjuk adalah mereka yang tetap istiqamah melakukan amal kebaikan. Mereka tidak takut maupun ragu apalagi berpikir tentang kerugian. Mereka hanya berfikir bahwa, janji Allah ﷻ itu pasti. Yaitu adanya pahala yang banyak dan tidak terputus.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Post a Comment