Oleh: Ramsa
Tidak menyenangkan berada dalam kegelapan. Saat mati lampu lima atau sepuluh menit, kita sudah gelisah. Berusaha mencari cahaya atau sinar yang menerangi. Hal ini wajar dan suatu sunatullah manusia menyukai sesuatu yang terang. Berusaha bergerak menuju wilayah yang dipenuhi cahaya.
Adakalanya cahaya yang jadi penerang untuk manusia itu rusak atau bisa hilang cahayanya dan meredup. Maka solusi untuk masalah tersebut manusia akan mencari cahaya yang tidak mudah redup dan sinarnya tahan lama. Adakah sinar atau cahaya yang tahan lama tanpa dicharge atau tanpa bantuan alat lainnya? Tidak kenal kadaluwarsa? Ada yakni cahaya dari Al-Qur'an.
Terangnya bisa menembus seluruh ruang dan waktu. Menembus hati banyak orang, muslim hingga non muslim.
Adakah buktinya? Masih ingat kisahnya Umar bin Al Khaththab yang berjalan dengan gontai berniat membunuh Rasulullah ﷺ karena membawa ajaran baru, yang datang dengan kemarahan memuncak, membawa pedang ditangan? Saat tiba dirumah adiknya dia mendengar bacaan ayat Al-Qur'an, hatinya berubah dan berbalik masuk islam. Hilang kebencian berubah jadi cinta. Subhanallah.
Ada banyak kisah lain yang serupa. Individu-individu taat yang telah merasakan nikmat dan bukti hadirnya cahaya kekal dalam hidupnya yakni sinar terang dari Kalam-Nya. Benci jadi cinta, marah dan cinta, fitnah jadi kemesraan, semua karena petunjuk Al-Qur'an.
Ada juga kelompok yang semula kerjaannya bertikai, berperang hampir setiap hari, ketika tersentuh petunjuk Al-Qur'an kehidupannya pun berubah. Suku aus dan Khajraj di Yastrib adalah contoh nyata. Cara pandangnya tentang hidup dan kehidupan jadi berubah dan berbalik sesuai syariat islam. Tidak ada lagi perang saudara.
Hidayah Al-Qur'an telah mengubah seorang Abu Dzar al Ghifari menjadi seorang yang bersemangat dan berapi-api mendakwahkan islam. Meski badannya kecil dan lemah tetap berdakwah dengan lantang tanpa diperintah. Walau badan terluka, tetap bersuara dan menyerukan kebenaran.
Saat kita belum merasakan nikmatnya bersama Al-Qur'an maka mari coba evaluasi diri, apakah kita sudah menumbuhkan cinta pada Surat Cinta-Nya. Ataukah kita lebih bahagia dapat surat cinta sang kekasih yang belum halal? Atau lebih antusias dengan cinta isi dunia? Padahal mencintai Al-Qur'an menjadi jalan utama cinta pada-Nya. Wasilah memudahkan hadirnya petunjuk, cahaya yang tidak kadaluwarsa dan tak pernah padam.
Mulailah berkaca dimana posisi Al-Qur'an di hati kita? apa yang sudah kita azamkan agar bisa akrab, mesra dan tumbuh cinta terhadap kalam Indah-Nya? Rasanya masih terlalu kecil upaya yang kita lakukan. Masih terlalu jauh hati ini dengan kata cinta dan rindu saat tak membelai Al-Qur'an.
Ulama berkata "Jika engkau meninggalkan Al-Qur'an sehari maka ia akan meninggalkanmu sepekan, jika engkau meninggalkannya sepekan maka ia akan meninggalkanmu sebulan, jika engkau meninggalkannya sebulan maka ia akan meninggalkanmu setahun. Maka jika engkau meninggalkan Al-Qur'an selama setahun maka ia akan meninggalkanmu selama-lamanya". Sesungguhnya meninggalkan Al-Qur'an berarti meninggalkan Allah ﷻ sang pemilik kalam. Meninggalkan hidayah tak ternilai oleh dunia dan seisinya.
لْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا ۖ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ
Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (Al Quran) dari Tuhanmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan dirinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu". (TQS. Yunus : 108)
Merawat diri itu penting. Merawat petunjuk hidup itu jauh lebih penting. Maka membuat janji dengan Allah ﷻ dan mendawamkan atau konsisten dalam waktu tertentu yakni berjanji berhadapan dengan Al-Qur'an di waktu tertentu setiap hari menjadi solusi untuk diri yang masih jauh dari cinta Al-Qur'an. Berusaha sungguh-sungguh untuk mencintai, membelai dan menikmati kedekatan dan keakraban dengan Al-Qur'an insyaAllah akan mengalir banyak cinta dari Sang pemilik Alam raya.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Post a Comment