Cernak: Pak Joni dan Pak Iksan

PAK Joni dan Pak Iksan adalah petugas kebersihan di suatu Sekolah Dasar. Setiap hari mereka
bekerja bersama membersihkan lingkungan sekolah. Menyapu, mengepel, membuang sampah, menata taman, dan menyediakan minuman untuk para guru serta karyawan. "San, aku capek menyapu dan membuang sampah terus," ucap Pak Joni kepada Pak Iksan di suatu pagi.

"Memangnya kenapa, Jon?" tanya Pak Iksan penuh selidik.

"Lihat saja itu, baru saja kita membersihkan halaman, sekarang sudah kotor lagi," jawab Pak Joni memelas. "Kalau sudah kotor begitu, siapa yang disalahkan, kita juga toh," lanjut Pak Joni.

Ketika mereka berdua tengah berbincang, Awan melintas sambil membuang bungkus kacang sembarangan.

"Eh, stop... stop!" teriak Pak Joni menghentikan Awan. "Mas Awan buang sampahnya kok sembarangan. Di pojok sana kan ada tempat sampah," tutur Pak Joni.

"Iya, Mas Awan, kita harus budayakan hidup sehat dan bersih," imbuh Pak Iksan.

"Lho,itu kan pekerjaan bapak-bapak berdua toh. Kalau bersih terus, buat apa bapak di sini, untuk apa sekolah memberikan gaji," sahut Awan ketus sambil melenggang, berlalu dari hadapan Pak Joni dan Pak Iksan.

Hati Pak Joni dan Pak Iksan terasa disayat sembilu. Sedih. Seburuk itukah pandangan siswa terhadap mereka. Bukankah kebersihan semestinya menjadi tanggung jawab bersama?

Detik berganti menit. Menit berganti jam. Dan, jam begilir hari. Sudah beberapa hari Pak Joni dan Pak Iksan tidak nongol di sekolah. Sampah menumpuk. Halaman kotor. Dan, taman pun kurang terawat.

"Ayo, anak-anak, karena Pak Joni dan Pak Iksan sedang sakit, kalian harus mengambil alih tugas-tugas mereka," kata Kepala Sekolah.

"Huuuuu...!" anak-anak menggerutu.

Pagi itu, Awan dan teman-teman terpaksa harus kerja bakti membersihkan lingkungan sekolah.

"Ih, jijik!" teriak Awan ketika secara tak sengaja tangannya menyentuh sampah-sampah basah.

"Ayo, diangkat sampahnya, jangan dipandangi saja!" seru Kepala Sekolah yang juga ikut membersihkan halaman bersama teman-teman Awan yang lain.

"Iya, Pak," jawab Awan dengan terpaksa. "Uh, berat sekali rasanya," Awan mengeluh.

Sejenak Awan teringat Pak Joni dan Pak Iksan," Ternyata berat juga menjadi petugas kebersihan sekolah."

"Apa yang kamu pikirkan, Wan?" suara Adul membuyarkan lamunan Awan.

"Kasihan Pak Joni dan Pak Iksan ya, Dul. Pekerjaan mereka berat, tapi kita malah seenaknya buang sampah sembarangan."

Awan sadar, tindakannya membuang sampah sembarangan dan ucapannya yang menyakitkan beberapa hari lalu adalah keliru dan berdosa.

"Aku harus minta maaf kepada mereka, Dul. Harus!" kata Awan.

Selepas sekolah, Awan bergegas menjenguk Pak Joni dan Pak Iksan. Meminta maaf kepada mereka berdua, dan berjanji akan membantu menjaga kebersihan sekolah. (*)

---------------------------
Tulisan ini dipublikasikan di surat kabar harian Kedaulatan Rakyat (kolom Cernak) pada Ahad, 9 September 2007.

Sumber Gambar

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan In-Feed (homepage)

" target="_blank">Responsive Advertisement