Kisah Teladan Sepanjang Zaman




Judul Buku: Kisah Teladan Sepanjang Zaman
Penulis :Syaikh Muhammad Yusuf
Editor : Irham Sya'roni
Penerbit : Citra Risalah, Yogyakarta
Cetakan : I, November 2008
Tebal : 818 halaman


Riwayat hidup para nabi dan para sahabat dan sejarah mereka telah menjadi sumber kekuatan keimanan dan perasaan keagamaan yang sangat kuat, yang tertanam pada umat ini. Dakwah-dakwah yang bernuansa agama mengambil nilai iman dari catatan perjalanan ini supaya dapat membakar bara api dalam hati, yang biasanya akan mudah padam dan membeku karena hembusan angin dan suasana materialisme. Padahal apabila bara iman di dalam hati telah padam; maka umat ini akan kehilangan kekuatan, pengaruh, dan kehormatannya, sehingga akan menjadi sebongkah jasad yang beku, yang tidak akan mampu memikul beban (cobaan) kehidupan.
Inilah sejarah orang-orang yang tersentuh dakwah Islam, kemudian mereka beriman kepadanya dan hati mereka senantiasa membenarkannya. Setiap kali mereka diajak kepada Allah swt. dan Rasul-Nya, maka mereka senantiasa mengucapkan, ”Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan yang menyeru pada iman, (yaitu):’Berimanlah kalian kepada Tuhan kalian,’ maka kami pun beriman.” (Q.s. Ali ‘Imran: 193).
Mereka segera meletakkan tangan mereka di atas tangan Rasulullah saw.; rela mengorbankan jiwa, harta, dan keluarga, berlapang dada ketika menghadapi kesusahan, kesulitan, dan segala tekanan dalam memegang usaha dakwah kepada Allah swt. sebagai maksud hidupnya. Keyakinan telah terpahat kokoh di dalam hati mereka, sehingga menguasai jiwa dan akal pikiran mereka. Kemudian muncullah keajaiban iman kepada yang ghaib, kecintaan kepada Allah swt. dan Rasul-Nya, sehingga rahmat senantiasa dilimpahkan ke atas orang-orang mukmin, dan bencana ditimpakan ke atas orang-orang kafir. Mereka lebih mementingkan kampung akhirat daripada segala kesenangan dunia, lebih mencintai yang kekal daripada yang fana, yang ghaib daripada yang nyata, hidayah daripada adat tradisi. Mereka memiliki semangat yang tinggi dalam mengajak menusia, mengeluarkan mereka dari penyembahan terhadap berhala, dan mengajak hanya menyembah Allah swt. semata; dari kezhaliman agama-agama mereka menuju keadilan Islam, dari kesempitan dunia menuju keluasan akhirat, mengabaikan segala kesenangan dunia untuk menuju kerinduan bertemu dengan Allah swt., dan masuk surga. Mereka memiliki kemauan yang kuat untuk selalu menyebarkan Islam dan ajaran-ajaran kebaikannya ke seluruh penjuru dunia agar menyentuh wilayah Timur dan Barat, dari dataran hingga ke pegunungan. Untuk mewujudkannya, mereka rela meninggalkan segala kesenangan dunia, tidak mau berdiam bersantai-santai dan tidak mau menjalani kehidupannya dengan tenang. Mereka meninggalkan kampung halaman dengan mengorbankan apa saja yang mereka miliki, hingga mereka mampu mengajak para tetangga untuk masuk Islam, dan hati manusia dibawa menuju ketaatan kepada Allah swt.. Oleh sebab itu, suasana iman terus berhembus membawa segarnya angin yang penuh keberkahan, negara tauhid, iman dan ibadah dapat berdiri tegak, pasar surga menjadi ramai, hidayah tersebar ke seluruh pelosok, hingga semua manusia berbondong-bondong masuk agama Allah swt..
Berbagai peristiwa yang telah mereka alami dalam kehidupan mereka memenuhi kitab-kitab sejarah. Berita tentang mereka terjaga dengan rapi di berbagai perpustakaan Islam, yang senantiasa menjadi bahan rujukan dan pembangkit dalam kehidupan orang-orang Islam. Oleh karena itu, para pekerja dakwah Islam dan para pengajar memiliki perhatian yang tinggi terhadap kisah-kisah perjalanan hidup mereka. Mereka memiliki kesanggupan yang tinggi dalam membangkitkan kemauan umat Islam dan menaburi hati mereka dengan benih iman dan semangat agama.
Tetapi ada juga masa dalam kehidupan umat Islam ketika mereka justru tidak meminati sejarah ini dan melupakannya. Para penulis, pengarang, dan para pekerja dakwah mengganti kisah-kisah mereka dengan kisah orang-orang zuhud, wali, dan para syaikh yang hidup pada masa belakangan ini, sehingga hampir semua kitab dan tulisan dipenuhi oleh kisah-kisah tersebut, ditambah dengan kisah karamah para wali. Akibatnya banyak manusia yang terpukau dan tertarik, karena majelis mereka dipenuhi dengan hal-hal seperti ini.
Kitab yang disusun ini merupakan kabar berita tentang para sahabat, sirah, kisah, dan hikayah tentang mereka. Jarang ada sebuah kitab seperti ini (dalam hal penyusunan dan nilainya), karena memang Syaikh Muhammad Yusuf menelaah dari berbagai kitab, baik kitab hadits, musnad, tarikh, maupun thabaqat. Karena itu, kitab ini hadir untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada masa itu dari kehidupan para sahabat r.anhum., keistimewaan, akhlak, dan peristiwa apapun yang terjadi pada diri mereka. Semua aspek kehidupan mereka dan berbagai macam kisah tentang diri mereka mempunyai pengaruh yang luar biasa terhadap penulisan kitab, yang biasanya hanya dituliskan secara ringkas saja. Namun dalam kitab ini, pembaca akan merasakan kehidupan dalam suasana iman, dakwah, keutamaan amal, akhlak, dan zuhud.
Jika memang benar bahwa kitab ini menjadi bahan yang sangat berharga bagi penulis, bahkan bisa dikatakan sebagai belahan jiwanya, beliau mencurahkan seluruh perhatian untuk menyusun kitab ini dengan segala keyakinan, bisikan hati, dan keikhlasan jiwanya. Beliau hidup dengan seluruh bahan maknanya. Maka saya berani menegaskan bahwa sesungguhnya buku ini mampu memberikan pengaruh yang besar dan sangat berhasil. Karena dalam menyusun kitab ini penulis melakukannya dengan segala keyakinan, kesenangan, semangat, dan segenap perasaannya. Beliau telah menjadikan kecintaannya kepada para sahabat bercampur dengan daging dan darahnya, kemudian membimbing perasaan dan pemikirannya. Beliau hidup sekian lama dalam suasana yang akrab dengan kisah-kisah dan sirah, dan senantiasa hidup dalam suasana ini, mengambil sumber dan mengamalkannya, hingga beliau menghadap Yang Mahakuasa (pada tahun 1965 M. atau 1384 H.).
Sebenarnya kitab ini tidak membutuhkan kata pengantar dari saya, mengingat penulisnya yang sangat ikhlas, yang menurut pendapat saya, semua ini merupakan karunia Allah swt. dan kebaikan yang dimiliki oleh zaman ini, yaitu berupa kekuatan iman dan kekuatan dakwah serta ketekunan dan ketabahan dalam menjalaninya. Hampir tidak ada seorang pun yang menyamai kedudukannya, kecuali setelah berjalan begitu lama. Beliau mampu mengarahkan gerakan keagamaan dari dasar yang paling kuat dan luas, sehingga mampu menanamkan pengaruh yang luar biasa dalam jiwa manusia. Tetapi rupanya beliau bermaksud memuliakan saya dan ingin memberikan peran kepada saya dalam usaha yang besar lagi mulia ini. Karena itu saya menyempatkan diri untuk menulis pengantar ini, dengan maksud untuk taqarrub kepada Allah swt. semata. Semoga Allah swt., menerima kitab ini serta memberikan limpahan manfaat kepada hamba-hamba-Nya.

Pengantar
Abul-Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Saharanpur, India, 2 Rajab 1378 H.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Iklan In-Feed (homepage)

" target="_blank">Responsive Advertisement