Manusia adalah makhluk yang
amat mudah melakukan kesalahan; disengaja atau tidak, mulai yang kecil dan
remeh hingga persoalan yang besar. Sayangnya, meski diciptakan dengan tabiat
mudah melakukan kesalahan, banyak di antara mereka yang sombong dan enggan akui
kebenaran.
Beruntungnya, Allah Ta’ala
Maha Pemurah. Dia mengampuni dosa dan memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh
hamba-hamba-Nya. Dia mengampuni dosa sebanyak apa pun, selama tidak
menyekutukan Allah Ta’ala dengan selain-Nya.
Dia akan ampuni dosa
sebanyak pasir-pasir di pantai, sebilangan bintang gemintang. Pun, dosa yang
menumpuk melebihi tingginya gunung, atau sedalam kedalaman samudera. Bahkan,
tatkala manusia tak lakukan dosa, maka Dia akan gantikan mereka dengan makhluk
lain yang perbuat kesalahan untuk diampuni-Nya.
Oleh karena itu, sebagai
manusia biasa nan mudah khilaf itu, kita harus senantiasa melakukan
amalan-amalan yang dijamin oleh Nabi sebagai penghapus dosa.
Seperti istighfar yang lazim didawamkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebanyak tujuh puluh hingga seratus kali dalam sehari, ataupun amalan-amalan penghapus dosa lainnya.
Seperti istighfar yang lazim didawamkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebanyak tujuh puluh hingga seratus kali dalam sehari, ataupun amalan-amalan penghapus dosa lainnya.
Hari itu, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bertanya retoris kepada sahabatnya, “Maukah aku
tunjukkan kepadamu suatu perkara yang dengannya Allah Ta’ala akan menghapus
dosa dan meninggikan derajatmu?” Tak lama, para sahabat menjawab dengan
antusias, “Tentu saja, wahai Rasulullah.”
Kemudian Nabi nan mulia
akhlaknya itu menyebutkan tiga amalan seraya memberikan penekanan di dalamnya.
Pertama, jelas sang Nabi, “Sempurnakanlah wudhumu dalam keadaan tidak
menyenangkan.” Yang dimaksud ‘keadaan tidak menyenangkan’ adalah dalam keadaan
dingin dimana manusia tidak menyukai air sebab bisa menambah kadar dingin yang
dialami.
Kedua, tutur Nabi
melanjutkan, “Perbanyaklah jalan menuju masjid.” Maknanya bukan hanya jalan
menuju masjid, kemudian kembali tanpa melakukan apa-apa. Tetapi bersegera
mendatangi masjid sesaat setelah adzan berkuamndang agar bisa mendirikan shalat
berjamaah di awal waktu. Dalam setiap ayunan langkah menuju shalat berjamaah di
masjid, ada ampunan atas dosa dan ditinggikan derajat pelakunya di sisi Allah
Ta’ala.
Lalu amalan ketiga
sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini,
“Tunggulah shalat sesudah shalat.” Inilah amalan utama yang kini jarang
peminatnya. Bahkan, banyak di antara kaum muslimin yang bersegera meninggalkan
masjid sesaat setelah salam dalam shalat. Padahal, berlama-lama di masjid
dengan dzikir dan tilawah guna menunggu datangnya waktu shalat berikutnya
memiliki keutamaan yang sangat agung.
Post a Comment