Oleh: Wina Fatiya
Pernahkah merasa pesimis dengan perjuangan dakwah? Apalagi ketika menyaksikan musuh nampak begitu kuat. Teknologinya canggih. Peralatan perangnya paling mutakhir. Kekuatan tentaranya luar biasa. Strarateginya jitu menguasai dunia bahkan posisinya di kancah politik internasional tak tergoyahkan.
Itulah yang dirasakan kaum Muslim saat ini. Mereka takjub dengan 'kehebatan' kaum Kuffar. Sebut saja negeri barat. Mereka terperangah dengan berbagai kemajuan yang dicapai olehnya. Mereka terpesona dengan pencapaian barat dan ingin mengikuti jejak langkahnya.
Inilah mental Inferior yang menjangkiti kaum Muslim. Mental yang merasa rendah dan tergila-gila dengan budaya populis barat. Mental yang mengagungkan apapun yang datangnya dari barat.
Padahal jika kita telusuri, barat memang maju dari sisi peradaban fisik dan teknologi. Namun mereka justru paling terpuruk dari sisi kemanusiaan dan sistem kehidupan.
Kita bisa saksikan betapa tendensiusnya meraka terhadap Islam dan kaum Muslim. Mereka memiliki standar ganda jika itu berkaitan dengan Islam. Irak, Suriah, Afganistan, Palestina, etnis Muslim di Xinjiang, Myanmar, Thailand dll adalah sekelumit potret ketidakadilan barat terhadap kemanusiaan.
Di dalam negerinya, barat juga memiliki penyakit kronis yang sudah tidak tertolong lagi. Penyakit ini bermula dari kecacatan konsep berpikir dan paradigma hidup yang sesat. Konsep dan paradigma itu melahirkan berbagai macam problematika yang mengakar.
Sebut saja LGBT, korupsi, aborsi, angka bunuh diri, narkoba dan serentetan problem yang mewarnai kehidupan mereka. Dan kini masalah-masalah ini banyak terjadi di bumi kaum Muslim yang mengadopsi cara hidup mereka. Jadi barat bukan hanya mentransfer pemikiran dan sistem hidupnya namun mewariskan juga problematikanya.
Kita sadari bahwa pertarungan antara kebenaran dan kebatilan akan terus terjadi sampai hari kiamat kelak. Spesifiknya, pertarungan antara Islam dan kekufuran akan terus mewarnai kancah kehidupan manusia. Itu sudah sunatullah.
Dan sunatullah juga jika Allah akan senantiasa menghadirkan para pejuang Islam untuk melawan para penentang Allah dan Rasulullah itu. Jika satu pejuang Islam gugur, Allah hadirkan penerusnya. Jika satu pejuang Islam mundur, Allah hadirkan gantinya. Siapakah para pejuang Islam sejati itu?
Pertama, mereka adalah orang yang bersih hatinya, teguh jiwanya serta kuat keyakinannya. Mereka sangat yakin dengan janji Allah ﷻ. Tidak sedikitpun keraguan itu bersemayam dalam dirinya. Meskipun fakta menggerogoti dan menguji keyakinannya, mereka akan tetap teguh dalam perjuangan.
Sebagaimana keyakinannya terhadap janji pertolongan Allah dalam ayat:
إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (Surat Al-Ghaafir Ayat 51)
Kedua, mereka adalah orang yang senantiasa bersimpuh meminta pertolongan Allah ﷻ. Munajat doanya menggetarkan langit. Zikirnya berjejak di bumi. Tawakalnya melintasi dimensi dua dunia.
Mereka sangat yakin bahwa yang bisa memenangkannya atas kekufuran dan kedzoliman hanyalah Allah ﷻ.
Saat ini ketiadaan khilafah menjadi sumber kemaksiatan dan kedzoliman terbesar. Mereka yakin bahwa kembalinya khilafah bukan karena upaya dakwah mereka. Bukan karena musuh takluk dengan perjuangan mereka. Namun, kembalinya khilafah adalah semata-mata pertolongan Allah ﷻ. Kemenangan umat Islam dan kekalahan kaum kuffar semata-mata karena Allah ﷻ. Sebagaimana ayat:
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (Surat Ali 'Imran Ayat 160)
Ketiga, mereka adalah orang yang senantiasa mengerahkan segala yang mereka miliki untuk perjuangan dakwah. Harta, tenaga, pemikiran, waktu, karya dan sebagainya akan mereka kontribusikan untuk Allah dan Rasul-Nya. Semua itu mereka lakukan tanpa mengharap timbal balik dunia. Hanya ridha dan surga yang mereka inginkan.
Jika janji Allah ﷻ begitu nyata di depan kacamata iman, masihkan kita ragu dengan kemenangan Islam?
Jika pertolongan Allah ﷻ begitu dekat dengan perjuangan, masihkah kita pesimis mengemban dakwah Islam?
Jika khilafah sudah dijanjikan akan kembali ditegakkan di muka bumi, masihkah kita ragu memperjuangkanya?
Jika kekuasaan musuh Islam tidak ada apa-apanya di hadapan Allah ﷻ Sang Pemilik alam, masihkah kita takut untuk melawan?
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Post a Comment