Oleh: Yuyun Rumiwati
Masih hangat moment Isra' mi'raj bagi umat Islam. Moment dengan berbagai pelajaran berharga. Maka tidak heran Allah ﷻ kabarkan tanda-tanda kebesaran-Nya, sebagaimana dalam Firman-Nya :
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
"Maha suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. Al-Isra': 1).
Banyak ibrah istimewa dalam peristiwa Isra' Mi'raj yang bisa kita ambil pelajaran. Di antaranya, tentang kepemimpinan umat Islam, umat kanjeng nabi Muhammad ﷺ.
Saat peristiwa Isra' Mi'raj, Rasullah Muhammad ﷺ telah Allah ﷻ tetapkan sebagai imam shalat bagi para nabi. Peristiwa ini sebagai pertanda bahwa umat Islam, adalah umat terbaik yang Allah ﷻ pilih untuk memimpin manusia dari segala macam suku, ras, bangsa di dunia.
Hal ini pun, seiring dengan predikat umat terbaik yang Allah sematkan pada umat Islam sebagaimana dalam QS. Ali-Imran: 110 :
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS. Ali-Imran: 110)
Pertanyaannya, apa kriteria umat terbaik itu ada di tengah-tengah umat Islam saat ini?
Kita lihat bagaimana kondisi muslim dan muslimah di India yang dihilangkan hak-haknya (pikiran rakyat.com, 16/2/2022).
Umat Islam di negeri kaum muslimin yang mayoritas muslim pun, berusaha diobok-obok hak syiar beragamanya dengan aturan Toa yang baru-baru disampaikan Menag. Belum lagi kondisi umat Islam di belahan dunia lain? Ada apa dan kenapa?
Tidak dapat kita pungkiri gambaran umat terbaik yang memimpin dunia dengan peradaban terdepan sebagaimana Islam berjaya 13 Abad, telah tergantikan peradaban kapitalisme yang tidak manusiawi.
Peradaban kapitalisme yang mengagungkan kepuasan materi sebagai orientasi kebahagiaan telah menimbulkan penjajahan dan penjarahan bagi negara-negara muslim khususnya. Dan negara-negara dunia ketiga.
Bermula dari tatanan sistem serakah inilah. Kemuliaan dan gambaran umat terbaik dan peradaban terdepan seakan hanya romantisme sejarah yang sulit diwujudkan. Bahkan, tidak jarang dikatakan utopis.
Padahal secara nyata tanda-tanda kerusakan efek kapitalisme telah kronis. Peradaban manusia bak binatang. Hukum rimba terjadi dimana-mana.
Maka, kondisi itu mau tidak mau akan memunculkan kerinduan pada sistem yang manusiawi dan bermartabat. Sistem apalagi jika bukan sistem Islam harapannya? Komunisme, yang hanya bertahan tidak sampai setengah abad sudah hancur berkeping-keping.
Secara dalil syar'i pun, tanda-tanda kebangkitan dan kemenangan umat terbaik ini telah dinaskan dalam QS. An-Nur: 55 :
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An-Nur: 55)
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS. Ali-Imran: 110)
Jika demikian, langkah apa yang seharusnya umat Islam lakukan untuk mewujudkan kembali umat terbaik pemimpin peradaban terdepan tersebut?
Rasulullah ﷺ sebagai teladan itulah kunci jalan kemenangan yang harus diikuti. Betapa kondisi keterpurukan umat Islam saat di Mekah berubah 180 derajat setelah hijrah ke Madinah, menjadi bukti nyata jalan perubahan peradaban itu hanya dengan berteladan pada dakwah Rasulullah ﷺ.
Dakwah Rasulullah ﷺ adalah dakwah jamaah yang bersifat politik. Dalam makna dakwah yang dilakukan secara kolektif, terstruktur, masih, ideologis politis.
Dakwah yang mencetak kader-kader dakwahnya menjadi pengemban Islam yang siap berkorban dan menyiarkan Islam ke seluruh pelosok dunia. Dan dakwah yang disiapkan untuk mengajak umat menerapkan Islam secara kaffah dalam institusi negara.
Dakwah ini bukanlah dakwah kekerasan, tapi dakwah pemikiran. Dengan perubahan pemikiran dan pemahaman di tengah umat, agar menjadi opini umum untuk kembali kepada solusi Islam.
Dengan solusi Islam secara kaffah itulah pilar-pilar kepemimpinan umat terbaik akan kembali ke pangkuan umat terbaik Rasulullah ﷺ. Dengannya peradaban terdepan yang membawa Rahmat bagi alam semesta akan tiba kembali.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Post a Comment