Oleh: Lilik Yani
Assalamu'alaikum Ibuku sayang, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat dalam lindungan Allah dimana pun berada.
Bu, aku ingat cerita ibu tempo hari. Ada tetangga yang kurang suka pada Ibu lalu memfitnah Ibu, membuang kotoran di halaman rumah, mencegah pembeli belanja di warung Ibu, dan lainnya.
Sabar ya, Bu. Ibu tidak perlu emosi. Jika yang dikatakan orang itu tidak Ibu lakukan, jadi Ibu tenang saja. Masalah orang berbuat jelek pada kita, jika kita salah maka kita minta maaf. Jika kita tidak salah, biarkan saja jangan dibalas. Khawatir tambah berat pembalasannya.
Jika emosi reda, orangnya bisa diajak ngobrol santai, maka Ibu bisa konfirmasi. Apakah yang membuat mereka marah atau tidak suka pada Ibu?
Intinya, Ibu tetap sabar ya. Selama tidak menyakiti fisik. Sikap Ibu biasa saja jangan balas emosi. Kalau bisa Ibu balas dengan kebaikan. Kalau ibu punya makanan, hantarkan sebagai hadiah. Semoga lama-lama hatinya luluh.
Jika tidak berubah? Mereka tetap jahat? Biarlah Allah ﷻ yang akan membalas. Begitu ya, Bu.
Oya, Bu. Ternyata masalah tersebut ada ayatnya lho. Ibu mau tahu? InsyaAllah aku kirimkan beserta penjelasan Ustaz yang kapan hari membahas hal yang mirip hal tersebut. Ibu nanti baca dan pahami. InsyaAllah Ibu iklas dan sabar.
اِدۡفَعۡ بِالَّتِىۡ هِىَ اَحۡسَنُ السَّيِّئَةَ ؕ نَحۡنُ اَعۡلَمُ بِمَا يَصِفُوۡنَ
Idfa' billate hiya ahsanus saiyi'ah; nahnu a'lamu bimaa yasifuun
Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan (cara) yang lebih baik, Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan (kepada Allah). (QS. Al-Mu’minun Ayat 96)
Allah ﷻ dalam ayat ini mengajari Nabi cara menghadapi pendustaan kaum musyrik. Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan cara yang lebih baik, antara lain dengan tetap berbuat baik kepada mereka semampumu, memaafkan kesalahan mereka yang berkaitan dengan hak pribadimu, atau tidak menanggapi ejekan dan cemoohan mereka.
Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan kepada Allah ﷻ.
Kemudian Allah ﷻ memberikan tuntunan kepada Nabi Muhammad ﷺ bagaimana cara yang sebaik-baiknya menghadapi sikap kaum musyrik itu.
Di antaranya, Nabi ﷺ harus tetap bersikap lemah lembut terhadap mereka dan jangan sekali-kali membalas kejahatan dengan kejahatan, kekerasan dengan kekerasan karena memang belum waktunya bersikap demikian.
Bila mereka mencemooh dan mencaci maki hendaknya Nabi memaafkan ucapan-ucapan mereka yang tidak pada tempatnya itu, karena ucapan itu tidak mengenai sasarannya tetapi hendaklah dibalas dengan kata-kata yang mengandung petunjuk dan ajaran dengan mengemukakan dalil-dalil dan alasan yang masuk akal.
Bila mereka hendak melakukan tindakan penganiayaan, hindari mereka dan jauhi sedapat mungkin kesempatan yang membawa kepada tindakan seperti itu dan hendaklah dihadapi dengan penuh kesabaran dan ketabahan.
Nabi juga diperintahkan untuk menunjukkan kepada mereka bahwa beliau memang seorang ksatria yang tidak ada niat sedikit pun untuk mencelakakan mereka.
Dengan sikap lemah lembut dan kebijaksanaan itu, mereka tidak akan merajalela terhadap kaum Muslimin. Lambat laun mereka yang keras seperti batu itu akan menjadi lembut dan menyadari sendiri kesalahan yang sudah mereka lakukan.
Nabi juga diminta untuk meyakini dalam hati bahwa Allah ﷻ mengetahui semua ucapan dan tindakan mereka. Allah ﷻ lebih mengetahui apa saja yang mereka lakukan dan apa saja yang tersembunyi dalam dada mereka.
Sesuai dengan petunjuk ini Allah ﷻ dalam ayat yang lain:
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. (QS. Fussilat Ayat 34)
Anas bin Malik berkata mengomentari ayat ini, "Seorang laki-laki mengatakan terhadap saudaranya hal yang tidak-tidak."
Maka dia menjawab, "Jika ucapanmu itu bohong maka saya memohon kepada Allah supaya Dia mengampuni kebohonganmu itu. Jika ucapanmu itu benar maka saya memohon kepada Allah supaya mengampuniku."
MasyaAllah, luarbiasa yang dicontohkan Rasulullah ﷺ ya, Bu. Beliau teladan terbaik untuk umatnya. Kepada siapa kita mencontoh kalau tidak kepada Rasulullah ﷺ sang uswatun hasanah.
Ibu, doaku mengiringi. InsyaAllah Ibu sabar dan kuat. Suatu saat jika mereka kesulitan akan datang ke rumah Ibu. Tetangga dekat dan sifat Ibu suka menolong. Tetap tolonglah, Bu. Semoga hatinya akan luluh karena Ibu yang dimusuhi tetap membalas dengan kebaikan.
والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ
“dan Allah lebih tahu yang sebenar-benarnya”
Post a Comment